Berdikari.co, Tulang Bawang Barat - Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) resmi menghadirkan Plaza Tugu Suhunan Ria sebagai ikon baru di kawasan Kota Budaya Uluan Nughik.
Ruang terbuka hijau ini dirancang tidak hanya sebagai penanda wilayah, tetapi juga sebagai simbol kesadaran kolektif untuk menjaga keseimbangan alam melalui pendekatan seni dan filosofi lingkungan.
Pembangunan Plaza Tugu Suhunan Ria merupakan bagian dari pengembangan Ruang Terbuka Hijau Tahap II yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Tubaba.
Proyek tersebut rampung pada 12 September 2025 dan dilaksanakan oleh CV Zafira dengan dukungan APBD Kabupaten Tubaba Tahun 2025 senilai Rp1,310 miliar.
Secara geografis, plaza ini berada di lokasi strategis, tepatnya di ruas jalan Provinsi Pasar Panaragan Jaya–Gedung Ratu/Gunung Katun.
Keberadaannya di pertigaan menuju kawasan Uluan Nughik dan Gedung Ratu menjadikan plaza ini mudah diakses sekaligus berfungsi sebagai gerbang visual kawasan Kota Budaya.
Ikon utama plaza adalah patung Suhunan Ria bertajuk Tarian Cinta. Patung ini merepresentasikan hubungan harmonis antara manusia dan alam, sekaligus menjadi pengingat bahwa pembangunan daerah idealnya berjalan seiring dengan upaya pelestarian lingkungan hidup.
Kepala Dinas PUPR Tubaba, Ir. Iwan Mursalin, MT, menjelaskan bahwa Suhunan Ria dimaknai sebagai simbol ecofeminisme dalam filsafat lingkungan.
Konsep ini menekankan pentingnya cara pandang biocentris yang lebih adil dan protektif terhadap alam, dengan menempatkan keberlanjutan sebagai prinsip utama pembangunan.
“Patung ini didesain abstrak dengan wujud perempuan yang sedang menari, memancarkan keanggunan dan kelembutan layaknya seorang dewi,” kata Ir. Iwan, seperti dikutip dari kupastuntas.co, Rabu (17/12/2025).
Ia menambahkan, gerak tari pada patung tersebut melambangkan peran perempuan sebagai penjaga kehidupan dan simbol awal keberlangsungan masa depan.
Desain patung ini merupakan gagasan mantan Bupati Tubaba periode 2017–2022, Ir. Umar Ahmad, yang kemudian diwujudkan sebagai bagian dari penataan ujung kawasan Kota Budaya Uluan Nughik.
Menurut Iwan, kawasan Uluan Nughik dirancang dengan prinsip planologi modern yang mengutamakan kenyamanan, keamanan, dan ketertiban.
Konsep tersebut berpijak pada nilai Harmoni Kosmis, yakni keselarasan antara manusia sebagai mikrokosmos dan alam sebagai makrokosmos, yang diyakini mampu menciptakan ekosistem ideal bagi kehidupan masyarakat Tubaba.
Selain berfungsi sebagai monumen visi sosial dan budaya, Plaza Tugu Suhunan Ria juga dilengkapi lanskap pepohonan bernilai ekologis tinggi, seperti pohon asem kandis yang kini semakin langka serta pohon pinus yang berperan menyerap karbon.
Pemerintah daerah berharap plaza ini menjadi ruang publik edukatif, destinasi wisata urban, sekaligus referensi penataan kota berkelanjutan di Lampung dan Indonesia. (*)

berdikari









