Berdikari.co, Bandar Lampung - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Provinsi Lampung memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97 Tahun 2025 dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Yang Muda, Yang Bersuara”, di kantor DPD PDI Perjuangan Lampung, Jalan P. Emir Moh. Noer, Kelurahan Pengajaran, Kecamatan Teluk Betung Utara, Bandar Lampung, Jumat (31/10/2025).
Kegiatan tersebut dihadiri tokoh akademisi, organisasi kepemudaan, organisasi keagamaan, serta perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai universitas di Provinsi Lampung.
Hadir pula anggota DPRD Provinsi dan Kota Bandar Lampung dari Fraksi PDI Perjuangan serta seluruh jajaran fungsionaris DPD dan DPC partai.
Dalam sambutannya, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Lampung, Sudin, mengatakan bahwa semangat Sumpah Pemuda tidak boleh berhenti sebagai seremoni tahunan. Ia menegaskan, peringatan ini harus menjadi refleksi diri dan panggilan untuk bertindak.
“Sembilan puluh tujuh tahun lalu, para pemuda dari berbagai daerah bersatu mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, Indonesia. Sumpah itu bukan sekadar kata-kata, tetapi manifesto kebangsaan yang menyalakan obor persatuan dan menuntun bangsa menuju kemerdekaan,” kata Sudin.
Ia menjelaskan, PDI Perjuangan Lampung memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan membuka ruang dialog lintas kelompok masyarakat melalui kegiatan diskusi.
Menurutnya, kemajuan bangsa lahir dari dialektika pikiran dan keberanian menyampaikan gagasan secara terbuka.
“Partai ini bukan hanya wadah politik, tetapi rumah kebangsaan tempat rakyat berbicara, bertukar ide, dan mencari solusi bagi kemajuan bangsa serta Provinsi Lampung,” tegasnya.
Sudin mengatakan, tema “Yang Muda, Yang Bersuara” menjadi panggilan sejarah di era digital dan disrupsi teknologi.
Ia juga mengingatkan agar generasi muda tidak hanyut oleh budaya luar dan tetap berpegang pada nilai-nilai kebangsaan.
“Pemuda boleh menatap masa depan dengan laptop di tangan, tapi hatinya harus tetap berpijak pada tanah air, dan jiwanya harus bernafas dengan nilai-nilai Pancasila,” ungkapnya.
Sudin menambahkan, tantangan bangsa saat ini bukan lagi penjajahan fisik, melainkan penjajahan moral dan mental seperti korupsi, intoleransi, serta egoisme yang memecah belah bangsa. Karena itu, ia menilai pemuda harus tampil sebagai penjaga moral dan pelopor keadilan.
Sudin juga mengutip pesan Bung Karno, “Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia". Ia menegaskan bahwa semangat itu harus terus hidup dalam diri generasi muda Indonesia untuk mengguncang ketidakadilan, kemiskinan, dan sikap apatis terhadap bangsa.
“Kita membutuhkan pemuda yang berani, jujur, dan setia pada rakyatnya. Jangan biarkan idealisme mati oleh kenyamanan atau tergadai oleh kepentingan sesaat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sudin menyampaikan bahwa pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto saat ini tengah berupaya memperkuat ketahanan pangan, memberantas narkoba dan korupsi, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun, menurutnya, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri tanpa peran generasi muda.
“Negara membutuhkan energi dan idealisme anak muda yang kritis tapi konstruktif, berani tapi solutif, dan peduli terhadap nasib rakyat kecil,” ujarnya.
Sudin menutup sambutannya dengan mengajak seluruh pemuda Lampung untuk menjaga idealisme, menolak korupsi, serta menumbuhkan semangat kebangsaan dan gotong royong sesuai ideologi PDI Perjuangan.
“Tulislah babak baru perjuangan bangsa dengan tinta karya, keberanian, dan kejujuran. Jadikan semangat Sumpah Pemuda sebagai api yang menyala dalam kehidupan nyata. Pemuda Lampung harus bersatu, bersuara, dan berkarya menjaga bangsa serta merawat budaya,” pungkasnya. (*)

 berdikari
berdikari  
                 
                             
                             
                             
                            









