Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Rabu, 29 Oktober 2025

BEM Unila Ingin Berdialog Langsung dengan Prabowo

Oleh Redaksi

Berita
Ketua BEM Unila, Ammar Fauzan. Foto: Ist.

Berdikari.co, Bandar Lampung - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung (BEM Unila) mengundang Presiden Prabowo Subianto untuk berdialog langsung dengan mahasiswa saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Lampung.

Ketua BEM Unila, Ammar Fauzan, mengatakan pihaknya berharap kedatangan Presiden ke Bumi Ruwa Jurai tidak hanya menjadi seremoni politik atau kunjungan simbolik semata, melainkan menjadi momentum untuk membuka ruang dialog dan refleksi bersama mengenai arah pembangunan yang berpihak kepada rakyat.

“Sebagai lembaga mahasiswa yang berakar pada semangat intelektual dan kepedulian sosial, kami memandang penting agar Presiden Prabowo hadir di kampus Universitas Lampung untuk mendengarkan langsung aspirasi, kritik, serta hasil riset mahasiswa mengenai persoalan riil yang dihadapi masyarakat,” kata Ammar, Senin (27/10/2025).

Ia menegaskan bahwa demokrasi sejati tidak hanya dibangun melalui janji politik, tetapi juga melalui keberanian pemimpin untuk berdialog dengan rakyat yang berpikir dan mengkritik berdasarkan data.

Menurut Ammar, berbagai persoalan mendasar masih dihadapi masyarakat Lampung, mulai dari kemiskinan struktural di pedesaan, konflik agraria yang melibatkan korporasi besar dan masyarakat adat, penurunan kualitas lingkungan akibat industri ekstraktif, hingga ketimpangan tata kelola pangan dan distribusi hasil pertanian yang merugikan petani lokal.

“BEM Unila bersama jaringan riset mahasiswa telah melakukan kajian dan penelitian lapangan yang menemukan banyak ketimpangan sosial-ekonomi yang perlu diurai dengan keberanian politik dan kebijakan yang berpihak kepada rakyat kecil,” tegasnya.

Selain itu, lanjut Ammar, BEM Unila juga menyoroti persoalan pendidikan yang semakin terjebak dalam logika komersialisasi dan birokrasi, sehingga mengurangi ruang kritis mahasiswa di perguruan tinggi.

“Jika Presiden sungguh ingin mendengarkan suara generasi muda, maka kampus adalah tempat terbaik untuk itu. Kami ingin berbicara bukan sebagai objek pembangunan, tetapi sebagai subjek yang memiliki data, gagasan, dan kepedulian terhadap masa depan bangsa,” ujar Ammar.

Menurut Ammar, kunjungan Presiden Prabowo ke Lampung akan kehilangan maknanya jika hanya sebatas agenda protokoler. Namun sebaliknya, bila Presiden berani hadir dan berdialog langsung di kampus Universitas Lampung, hal tersebut akan menjadi bentuk keberanian moral seorang pemimpin.

“Presiden harus membuka telinganya bukan hanya kepada elite politik dan birokrat, tetapi juga kepada mahasiswa yang setiap hari berhadapan dengan realitas sosial masyarakat,” ujarnya.

Ia menyatakan BEM Unila siap menggelar forum terbuka yang menjamin suasana kondusif, dialogis, dan berbasis data. Forum tersebut diharapkan dapat menjadi ruang diskusi yang setara antara Presiden dan mahasiswa, di mana aspirasi dapat disampaikan secara jujur dan terbuka.

“Kami tidak ingin sekadar berteriak di jalan, kami ingin berdiskusi di ruang intelektual. Kejujuran politik bermula dari keberanian mendengarkan suara rakyat yang paling jujur, yaitu suara mahasiswa,” tutur Ammar.

Ia melanjutkan, mahasiswa Lampung telah menunjukkan kedewasaan dalam menyampaikan aspirasi secara damai dan bermartabat, seperti pada aksi 1 September 2025 yang berlangsung tertib tanpa tindakan anarkis.

“Undangan ini kami tujukan dengan hormat dan penuh keyakinan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang pemimpinnya mau berdialog, bukan bersembunyi di balik protokol,” pungkasnya. (*)

Berita ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Rabu 29 Oktober 2025 dengan judul "BEM Unila Ingin Berdialog Langsung dengan Prabowo”

Editor Didik Tri Putra Jaya