Berdikari.co, Metro - Kebakaran kembali melanda lahan terbuka di Kota Metro.
Kali ini, api melahap kawasan lahan pemakaman Tionghoa alias makam cina di
Jalan Ahmad Yani 24, Kelurahan Tejoagung, Kecamatan Metro Timur, Senin
(25/8/2025) siang. Diduga, api berawal dari aktivitas warga yang membakar
sampah di sekitar area makam.
Kabid Damkar dan Penyelamatan Satpol-PP Kota Metro, Marwan Hakim
membenarkan insiden tersebut. Ia menjelaskan, laporan pertama diterima posko
Satgas Damkar pada pukul 12.25 WIB dari Camat Metro Timur, Ferry Handono.
“Begitu mendapat informasi, tim segera bergerak. Satu unit armada dengan
sembilan personel langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pemadaman,”
kata Hakim.
Setibanya di lokasi pada pukul 12.32 WIB, petugas mendapati api masih
menyala dan merambat di area lahan pemakaman. Personel pun langsung melakukan
penyemprotan dan pendinginan. Proses pemadaman berlangsung sekitar 30 menit
hingga api benar-benar padam pukul 13.06 WIB.
Meski tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerugian material, kebakaran ini
sempat menimbulkan kepanikan warga sekitar. Api yang muncul di lahan makam
dikhawatirkan merambat ke rumah penduduk maupun fasilitas umum di sekitarnya.
Marwan menyebut, indikasi awal kebakaran kuat dipicu oleh aktivitas
pembakaran sampah yang tidak diawasi.
“Lokasi pemakaman ini sering digunakan warga untuk membakar sampah. Dugaan
sementara api berasal dari sana, lalu merambat karena kondisi lahan kering dan
cuaca terik,” katanya.
Ia menegaskan, kebiasaan membakar sampah sembarangan di musim kemarau
sangat rawan memicu kebakaran. Terlebih, banyak lahan di Kota Metro yang
ditumbuhi ilalang kering sehingga mudah terbakar.
“Kalau tidak hati-hati, api bisa cepat membesar. Karena itu kami imbau
masyarakat tidak lagi membakar sampah di lahan terbuka. Apalagi di dekat area
pemukiman maupun pemakaman seperti ini,” tegasnya.
Kasus kebakaran di pemakaman Tionghoa Tejoagung ini menambah daftar panjang
insiden kebakaran lahan di Metro yang kerap dipicu kelalaian masyarakat. Meski
tidak menimbulkan korban, kejadian ini menjadi alarm serius agar warga berhenti
melakukan praktik membakar sampah sembarangan.
Damkar Metro sendiri mencatat, sepanjang Agustus 2025, setidaknya sudah
beberapa kali menangani kebakaran lahan kosong dan pekarangan akibat pembakaran
sampah. Kondisi musim kemarau yang memicu kekeringan membuat potensi kebakaran
semakin besar.
“Ini bukan insiden sepele. Api bisa meluas dengan cepat. Kami minta
masyarakat patuh pada imbauan pemerintah. Jangan biarkan kebiasaan lama
menimbulkan bencana baru,” tandasnya. (*)