Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Kamis, 21 Agustus 2025

SMA/SMK di Bandar Lampung Hasilkan 31 Ton Sampah per Hari

Oleh Siti Khoiriah

Berita
Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela, saat meluncurkan program bank sampah di GSG SMA 2 Bandar Lampung, Kamis (21/8/2025). Foto: Istimewa.

Berdikari.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung meluncurkan Program Bank Sampah Sekolah SMA/SMK di Kota Bandar Lampung. Peluncuran berlangsung di GSG SMA Negeri 2 Bandar Lampung, Kamis (21/8/2025).

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela, mengatakan jika pengelolaan sampah harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, bukan sekadar program pemerintah.

Ia memaparkan bahwa di Provinsi Lampung volume sampah mencapai 720 ribu ton per tahun, sementara di Kota Bandar Lampung sendiri menghasilkan sekitar 800 ton sampah per hari.

Jika dihitung dari seluruh sekolah SMA/SMK di Bandar Lampung, sampah yang dihasilkan per hari bisa mencapai 31 ton.

"Bisa dibayangkan, kalau sampah di sekolah saja bisa selesai dikelola, betapa banyak sampah yang tidak lagi menumpuk di TPA. Ini pekerjaan besar yang menjadi kewajiban kita semua, bukan hanya pemerintah," ujarnya, seperti dikutip dari kupastuntas.co.

Jihan juga mengingatkan bahwa persoalan sampah plastik memiliki dampak panjang, mulai dari mencemari laut, merusak ekosistem, hingga menjadi mikroplastik yang masuk ke rantai makanan manusia.

Menurutnya, Provinsi Lampung telah menyiapkan lahan seluas 20 Ha di Desa Tanjung Sari Natar, Kabupaten Lampung Selatan untuk lokasi pembangunan Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL).

PSEL tersebut akan melibatkan tiga kabupaten dan dua kota yaitu Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Pesawaran, Kota Bandar Lampung dan Kota Metro dengan total potensi suplai sampah mencapai 1.061,09 ton perhari.

"Dalam aspek pendanaan masih terus diupayakan adanya peningkatan alokasi anggaran untuk kegiatan pengelolaan sampah," kata dia.

Sementara itu Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung, Otto Fitriandy, menekankan bahwa Bank Sampah memiliki tiga manfaat besar, yaitu manfaat ekonomi, pembentukan karakter, dan kesadaran lingkungan.

"Mengelola sampah memberikan manfaat ekonomi, melatih disiplin dan tanggung jawab, serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan melalui konsep 3R: reduce, reuse, dan recycle," ungkapnya.

Otto berharap nilai-nilai tersebut bisa tertanam kuat pada siswa, sehingga ketika lulus dan terjun ke dunia usaha maupun masyarakat, mereka tetap membawa kepedulian terhadap lingkungan.

Program bank sampah ini memungkinkan siswa menabung sampah yang sudah dipilah, seperti kertas, plastik, logam, dan kaca. Sampah yang disetorkan akan ditimbang, dicatat, lalu nilainya dikonversi menjadi saldo tabungan yang bisa diuangkan atau diakses secara cashless melalui QRIS. (*)

Editor Didik Tri Putra Jaya