Berdikari.co, Bandar Lampung - Pengamat pendidikan sekaligus Guru Besar FKIP Unila, Undang Rosidin, mengatakan program Sekolah Rakyat memiliki misi yang baik dalam memperluas akses pendidikan.
Namun, Undang Rosidin mengingatkan pentingnya dasar perencanaan yang kuat sebelum Sekolah Rakyat berkembang lebih jauh.
Menurut Undang, perbedaan kurikulum dengan sekolah reguler bukanlah masalah selama sesuai dengan target capaian lulusan.
Namun, ia mengingatkan agar program ini tidak hanya sebatas ide tanpa perencanaan matang.
“Kalau tidak berdasarkan studi kelayakan, maka akan sia-sia saja sekolah itu. Kita tidak ingin program yang seharusnya membantu justru menjadi beban atau proyek yang mubazir,” tegas Undang, Rabu (20/8/2025).
Ia mengingatkan, aspek geografis dan sosial perlu diperhatikan agar keberadaan Sekolah Rakyat benar-benar bermanfaat.
“Saya khawatir animo masyarakat berkurang kalau tidak tepat sasaran. Dulu juga pernah ada program sekolah satu atap, tapi akhirnya kurang diminati. Maka Sekolah Rakyat ini harus dianalisis betul lokasi, kebutuhan, dan siapa sasaran utamanya,” ujarnya.
Undang menegaskan, bila Sekolah Rakyat memang ditujukan bagi masyarakat ekonomi lemah, maka harus didukung dengan tenaga pengajar yang memadai.
“Kurikulum kemandirian itu implementasinya ada di tangan guru. Kalau gurunya tidak bagus, program yang jelas-jelas misinya baik bisa jadi tidak tercapai,” tambahnya. (*)
Berita ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas edisi Kamis, 21 Agustus 2025 dengan judul “Pengamat: Harus Didukung Guru Berkualitas”