Berdikari.co, Bandar Lampung - Pelaku usaha jasa perjalanan wisata menyambut gembira peningkatan kembali status Bandara Radin Inten II menjadi bandara internasional.
Ketua DPD Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Lampung, Adi Susanto, mengatakan momentum ini harus benar-benar dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Pemerintah Provinsi Lampung.
“Kita sih senang jadi bandara internasional lagi, kita support, cuma jangan
hanya fokus untuk penerbangan umrah atau haji saja dengan rute Lampung–Jeddah.
Harus benar-benar bisa melayani penerbangan ke semua negara, minimal Malaysia
dan Singapura,” kata Adi, Kamis (14/8/2025).
Adi
menerangkan, salah satu potensi kunjungan wisatawan mancanegara terbesar ke
Provinsi Lampung selama ini berasal dari Malaysia. Hal itu dikarenakan adanya
daya tarik pariwisata alam, sejarah, dan budaya yang dimiliki Lampung.
Ia mengaku, beberapa hari lalu menerima order paket wisata dari warga Malaysia. Ia berharap, dengan kembalinya status internasional Bandara Radin Inten II, peluang kunjungan wisatawan mancanegara ke Lampung akan semakin terbuka lebar.
“Malaysia itu kan pasar kita yang paling potensial. Mereka senang dengan budaya
kita karena banyak masjid. Mereka juga menyukai wisata religi, wisata alam
seperti Taman Nasional Way Kambas, serta wisata sejarah dan budaya,” ungkap
Adi.
Adi
mengatakan, wisatawan mancanegara biasanya mengeluarkan lebih banyak uang untuk
belanja seperti oleh-oleh dan lainnya, dibandingkan wisatawan lokal. Hal ini
dapat memberikan dampak positif pada perekonomian daerah.
Menurutnya, peningkatan status bandara internasional ini juga menjadi momentum bagi gubernur baru untuk memulai kembali penerbangan ke luar negeri. Ia menilai, satu-satunya langkah yang harus dilakukan adalah menentukan maskapai yang bersedia bekerja sama dengan pemerintah.
“Kita coba lagi seperti dulu melakukan penerbangan pertama, undang para
forkopimda, dan stakeholder lainnya. Mudah-mudahan pemerintah sudah menyiapkan
segalanya, termasuk maskapai apa yang akan terbang,” paparnya.
“Tapi
jangan sampai pemerintah salah bekerja sama lagi. Bekerjalah dengan stakeholder
yang benar-benar menjual paket wisata Lampung, bukan stakeholder yang menjual
paket lain. Jangan mengulangi kesalahan kedua kali,” pungkasnya.
(*)