Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Kamis, 10 Juli 2025

Wiyadi Ajak Warga Kemiling Perkuat Ideologi Pancasila di Era Globalisasi

Oleh Ryanna Nathania Simbolon

Berita
Wakil Ketua III DPRD Kota Bandar Lampung, Wiyadi, menggelar kegiatan sosialisasi pemahaman ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan di Kecamatan Kemiling, Kamis (10/7/2025). Foto: Berdikari.co

Berdikari.co, Bandar Lampung – Wakil Ketua III DPRD Kota Bandar Lampung, H. Wiyadi, S.P., M.M., menggelar kegiatan sosialisasi pemahaman ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan di Kecamatan Kemiling, Kamis (10/7/2025). Acara ini diikuti ratusan warga dengan penuh antusiasme, menandakan tingginya kepedulian masyarakat terhadap pentingnya menjaga nilai-nilai kebangsaan di tengah tantangan global.

Kegiatan tersebut menghadirkan dua narasumber dari Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai, yaitu Lektor Kepala Dr. Lina Maulidiana, S.H., M.H., dan Dosen Magister Manajemen Dr. Donald Harris Sihotang, S.E., M.M.

Dalam sambutannya, Wiyadi mengapresiasi kehadiran masyarakat dan memberi dukungan moral kepada para orang tua yang anaknya belum berhasil masuk SMP atau SMA tahun ini. Ia memastikan bahwa persoalan ini telah menjadi perhatian DPRD dan akan terus diperjuangkan.

“Saya paham ada rasa kecewa bagi orang tua yang anaknya belum lolos masuk sekolah. Jangan putus semangat, kami di DPRD bersama pihak terkait akan terus mengawal persoalan ini,” ujar Wiyadi.

Lebih jauh, Wiyadi menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, terutama di era globalisasi yang dapat mengikis semangat kebangsaan. Menurutnya, persatuan dan kesatuan bangsa adalah benteng utama menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dr. Lina Maulidiana dalam paparannya menjelaskan bahwa globalisasi adalah proses yang tak bisa dihindari, namun dapat dihadapi dengan menjadikan Pancasila sebagai filter nilai dan jati diri bangsa. Ia mengurai makna dari setiap sila dalam Pancasila dan menekankan pentingnya penguatan karakter bangsa.

“Pancasila adalah fondasi kita dalam menghadapi derasnya arus informasi dan budaya asing. Nilai-nilai seperti gotong royong, kemanusiaan, dan keadilan harus terus dijaga dan ditanamkan,” tegas Lina.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah. Solidaritas sosial dan kepedulian terhadap sesama harus terus menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

Sementara itu, Dr. Donald Harris Sihotang menyoroti pentingnya memahami sejarah bangsa sebagai landasan memperkuat rasa kebangsaan. Menurutnya, sebuah negara tidak akan runtuh karena kekurangan sumber daya alam, melainkan karena hilangnya semangat persatuan.

“Indonesia bukan hanya dikenal karena kekayaan alamnya, tetapi juga karena karakter rakyatnya yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan,” ungkap Donald.

Ia juga menyoroti maraknya polarisasi sosial dan mengajak masyarakat untuk kembali mengedepankan musyawarah, menghargai perbedaan, serta menolak segala bentuk pemaksaan kehendak. Semua nilai itu, menurutnya, tertuang dalam sila keempat Pancasila.

Sebagai penutup sesi, Donald mengajak seluruh peserta menyanyikan lagu kebangsaan “Garuda Pancasila” guna menumbuhkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air.

Melalui kegiatan ini, Wiyadi berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga ideologi Pancasila sebagai fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Indonesia milik kita bersama. Mari kita jaga dengan semangat gotong royong dan kebersamaan,” tutupnya. (*)

Editor Sigit Pamungkas