Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Selasa, 26 Maret 2024

Petani di Lampung Mengeluh Harga Jagung Turun Drastis dari 6.500 Jadi 2.700 per Kg

Oleh Redaksi

Berita
Petani di Lampung Mengeluh Harga Jagung Turun Drastis dari 6.500 Jadi 2.700 per Kg. Foto: Ist.

Berdikari.co, Bandar Lampung - Petani di sejumlah daerah di Provinsi Lampung mengeluhkan harga jagung yang turun drastis saat musim panen tiba. Harga jagung yang awalnya Rp6.500 per kilogram, saat ini turun menjadi Rp2.700 per kilogram (Kg).

Mulian, petani jagung di Pekon (Desa) Fajar Baru, Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu mengatakan sebelumnya harga jagung kering mencapai Rp6.500 per kilogram. Namun, menjelang bulan Ramadhan lalu turun menjadi  Rp4.000 per kilogram.

"Dan sekarang ini saat musim panen tiba, harga jagung kering kembali turun menjadi hanya Rp2.700 per kilogram. Bagaimana petani tidak menjerit," ujar Mulian, Senin (25/3/2024).

Mulian mengungkapkan, dengan harga jual jagung hanya Rp2.700 per kilogram berdampak petani tidak bisa memulangkan modal yang sudah dikeluarkan.

“Jangankan untung, saat ini kami sudah tidak pulang modal. Modal untuk biaya tanam jagung satu hektar sebesar Rp8 juta, itu belum ditambah biaya tidak terduga. Dan saat ini dalam satu hektar kami hanya dapat duit Rp7 juta,” ungkapnya.

Mulian mengatakan, terjun bebasnya harga jagung kemungkinan besar disebabkan adanya kebijakan pemerintah yang mengimpor jagung untuk didistribusikan kepada peternak termasuk di Provinsi Lampung.

Pj Bupati Pringsewu, Marindo Kurniawan saat dihubungi mengaku, belum mengetahui informasi terkait anjloknya harga jagung di Pringsewu.

"Kapan itu, akan kita cek dulu datanya. Instansi terkait Dinas Pertanian dan Dinas Koperindag akan mengecek kenapa hal itu bisa terjadi," kata Marindo.

Kondisi yang sama dialami petani di Kabupaten Lampung Timur (Lamtim). Petani mengeluhkan harga jagung turun dari Rp6.000 menjadi Rp2.000 per kilogram.

Suprapto, seorang petani di Kecamatan Way Sekampung, Lampung Timur mengatakan, para petani resah karena harga jagung saat ini tidak sesuai dengan harapan.

"Harga jagung murah cuma Rp2.000 per kilogram kalau di ladang, sampai rumah (dipanen) Rp2.500 per kilogram," katanya. Suprapto mengaku, tidak mengetahui penyebab turunnya harga jagung yang sangat drastis tersebut.

Tidak hanya itu, menurut Suprapto, para petani juga harus dihadapkan pada persoalan langkanya ketersediaan pupuk.

Suprapto berharap harga jagung kembali stabil dengan harga standar di kisaran Rp6.000 per kilogram. "Dengan harga standar, petani kan bisa dapat keuntungan sebesar Rp3.000 per kilogram," ungkapnya.

Petani jagung di Lampung Selatan juga terpukul dengan turunnya harga jagung. Saat ini jagung hanya dihargai Rp2.600 per kilogram.

Sutarmin, seorang petani di Sidorejo, Lampung Selatan menuturkan, harga jagung saat ini tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan untuk menanam jagung.

“Harganya jagung turun drastis dimulai pada awal Januari 2024 sekitar Rp6.000 per kilogram. Terus pertengahan Februari turun lagi sekitar Rp4.500. Dan bulan Maret ini harga turun lagi menjadi Rp2.600 per kilogram,” ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, Provinsi Lampung menerima jagung impor sebanyak 16.873 ton yang didatangkan oleh pemerintah pusat dari negara Brasil dan Argentina.

Pimpinan Wilayah Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kanwil Lampung, Bambang Prihatmoko mengatakan, jagung impor tersebut akan disalurkan kepada para peternak sasaran yang sebelumnya telah didata oleh Kementerian Pertanian.

"Kami dapat penugasan dari Bapanas (Badan Pangan Nasional) untuk menyalurkan cadangan jagung pemerintah atau jagung pakan terhadap para peternakan sasaran di seluruh Lampung," kata Bambang, Jumat (2/2/2024).

Ia mengatakan, penyaluran 16.873 ton jagung impor akan dilakukan hingga akhir bulan Maret mendatang. Sampai dengan saat ini, Bulog telah menyalurkan jagung impor ke peternak sasaran sebanyak 8.685 ton.

"Jagung ini adalah penugasan dari Bapanas yang berasal dari impor asal Amerika Selatan yakni Brasil dan Argentina. Untuk penugasan penyalurannya sendiri sampai dengan 31 Maret 2024," ungkapnya.

Bambang menerangkan, jumlah pinsar petelur di Lampung yang menerima jagung impor sebanyak 135. Jumlah penerimanya telah dilakukan pendataan oleh Kementerian Pertanian.

"Peternak sasaran yang diberikan kuota jagung impor ini adalah peternak yang sudah didata oleh Kementerian Pertanian. Jadi hanya mereka yang didata dan diberikan kuota oleh pemerintah yang bisa membeli jagung pakan impor ini," paparnya.

Bambang mengungkapkan, untuk harga jagung pakan baik itu curah maupun kemasan dapat dibeli oleh para peternak senilai Rp5.500 per kilogram. Sementara untuk harga jagung di pasaran saat ini sudah mencapai Rp8.000 per kilogram.

"Pinsar dapat membeli jagung impor dengan harga yang sudah ditetapkan baik curah maupun kemasan. Dimana harga paling tinggi di peternak itu Rp5.500 per kilogram, kalau di pasar sudah Rp8.000 per kilogram," katanya.

Bambang mengungkapkan, impor jagung ini dilakukan oleh pemerintah pusat karena produksi dalam negeri tidak optimal. Hal itu terjadi akibat terjadinya kemunduran musim tanam dampak dari adanya El Nino.

"Saat ini kita semua menghadapi situasi dimana perubahan iklimnya tidak menentu. Sehingga ini menyebabkan produksi dalam negeri tidak optimal," imbuhnya.

Untuk diketahui, produksi jagung di Provinsi Lampung tahun 2022 sebanyak 3.176.771 ton naik 31.796 ton dibandingkan tahun 2021 sebanyak 3.145.015 ton. Sebagian besar jagung diserap oleh pabrik pakan ternak.

Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DKPTPH) Provinsi Lampung, luas tanam jagung di Lampung tahun 2022 mencapai 497.398 hektar naik 54 persen atau 2.667 hektar dibandingkan tahun 2021 seluas 494.731 hektar.

Luas lahan panen jagung tahun 2022 ada 479.067 hektar naik 0,73 persen atau 3.495 hektar dibandingkan tahun 2021 seluas 475.572 hektar. (*)

Artikel ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Selasa 26 Maret 2024, dengan judul "Petani di Lampung Mengeluh Harga Jagung Turun Drastis dari 6.500 Jadi 2.700 per Kg"

Editor Didik Tri Putra Jaya