Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Senin, 15 Agustus 2022

Pemilik Trading Forex Kerap Gelar Aksi Sosial, Kantor Perusahaan di Metro Sudah Kosong

Oleh ADMIN

Berita
Kantor PT Nestro Saka Wardhana menempati sebuah ruko di Jalan Pattimura Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro. Foto: Ist

Berdikari.co, Bandar Lampung - Pemilik PT Nestro Saka Wardhana, Dicky Kusuma Wardhana sangat piawai menarik simpatik masyarakat agar mau ikut investasi dalam trading forex. Salah satu cara yang ditempuh dengan kerap menggelar aksi sosial seperti pembagian nasi bungkus gratis dan vaksinasi Covid-19 secara massal dengan  hadiah sepeda motor.

Kantor PT Nestro Saka Wardhana menempati sebuah ruko di Jalan Pattimura Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro  yang beroperasi sejak awal 2020.

Penelusuran wartawan, ruko tersebut disewa oleh pemilik perusahaan hingga awal tahun 2022. Awalnya kantor tersebut ramai dikunjungi warga yang ingin tahu dengan investasi yang ditawarkan.

Namun pada awal tahun 2022, billboard dan seluruh atribut PT Nestro Saka Wardhana yang terpasang di ruko tersebut telah dilepas. Warga sekitar mengungkapkan, kantor perusahaan tersebut selama 6 bulan terakhir sudah tidak ada kegiatan apapun.

"Kalau tidak salah itu sudah dari awal bulan Maret lalu itu sudah tutup. Tidak ada aktivitas, biasanya kan ramai, tapi sekarang sudah tidak ada kegiatan lagi," kata warga setempat, Minggu (14/8).

Sejak kantor PT Nestro Saka Wardhana ditutup, ada ratusan orang yang hilir mudik mendatangi ruko itu untuk mencari informasi keberadaan pemilik perusahaan maupun alamat kantor yang baru.

"Banyak orang datang kesini tanya kantornya pindah kemana? Tapi saya kan tidak tahu. Pemilik perusahaan saat pandemi Covid-19 suka bagi-bagi bantuan seperti nasi bungkus gratis maupun vaksinasi massal dengan hadiah sepeda motor," ujarnya.

Seorang warga yang sudah menginvestasikan uangnya di trading forex PT Nestro Saka Wardhana menuturkan, ia dijanjikan keuntungan sebesar 17 persen dari nilai investasi apabila menandatangani kontrak secara langsung atau tanpa melalui perantara orang lain.

Sementara yang melalui perantara, hanya mendapatkan profit atau keuntungan 15 persen per bulan dari nilai investasi. Kemudian yang 2 persen sisanya diberikan kepada perantara sebagai referral alias fee lantaran telah merekrut investor baru.

Berkat kepiawaian pemilik perusahaan, warga yang ikut investasi terus meluas hingga  menyebar keluar Provinsi Lampung bahkan sampai pulau Jawa. Mereka berasal dari berbagai kalangan mulai dari petani, pengusaha, aparat keamanan, pegawai negeri hingga pejabat.

Popularitas perusahaan tersebut semakin naik daun pada tahun 2021 saat seorang kepala daerah meresmikan salah satu cabang usaha usahanya yaitu Trader Cafe yang juga beroperasi di Jalan Pattimura.

Pemilik PT Nestro Saka Wardhana, Dicky Kusuma Wardhana juga membentuk sayap perusahaan yang diberi nama Trader Peduli Indonesia (TPI) dengan dalih untuk membantu masyarakat kurang mampu.

Organisasi tersebut semakin besar yang berpusat di Kecamatan Metro Utara. Sedikitnya terdapat tiga markas utama yang digunakan Dicky Kusuma Wardhana untuk menggerakkan roda organisasi tersebut. Yakni satu bangunan di Jalan Bison Kecamatan Metro Utara sebagai kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) TPI. Kemudian satu bangunan lagi di Jalan Flamboyan Kelurahan Mulyojati Kecamatan Metro Barat sebagai kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) TPI, dan bangunan ketiga berada di Jalan Patimura Kecamatan Metro Utara sebagai kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) TPI.

Sosok Dicky Kusuma Wardhana semakin dikenal oleh masyarakat di Kota Metro saat menggelar vaksinasi Covid-19 yang diikuti ribuan warga dengan menyediakan hadiah puluhan juta rupiah dan motor.

Dicky Kusuma Wardhana juga sempat menjadi tamu di acara Podcast Kupas Tuntas pada 20 Januari 2022. Saat itu Dicky sempat menceritakan sejarah pendirian perusahaannya yang bergerak pada investasi trading forex.

Dicky mundur sebagai PNS di Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2018. Ia mulai menggeluti trading forex di tahun 2009 dan sempat merugi hingga Rp350 juta.

Ayah dari dua anak ini mulai mematangkan teknik trading pada tahun 2011. Saat itu Dicky mengaku rata-rata mampu memperoleh profit 30 persen per bulan dari modal yang digelontorkan. Ia juga mengaku pernah memperoleh profit terbesar yaitu 900 persen dengan modal sebanyak Rp1 miliar.

Pengamat Hukum dari Universitas Lampung (Unila), Yusdianto meminta aparat penegak hukum harus bertindak tegas dan mengedukasi masyarakat menyikapi maraknya investasi bodong saat ini.

"Kita ingin aparat bertindak tegas kepada para pelaku yang menggunakan kesempatan di tengah situasi covid atau situasi bangkitnya era start up ini yang disalahgunakan hingga mengambil keuntungan dari situasi tersebut," kata Yusdianto.

Yusdianto minta aparat penegak hukum untuk mencermati izin usaha yang berkembang di berbagai jenis investasi, untuk memastikan apakah investasi itu bodong atau tidak sehingga bisa meminimalisir korban.

"Kita harus membutuhkan keterangan secara langsung dari pihak otoritas terkait investasi itu apakah bodong atau tidak karena dalam hal ini otoritas paham terkait dengan transaksi yang berkaitan investasi bodong," ujarnya.

Menurut Yusdianto, masyarakat juga perlu diedukasi dan diberi pengetahuan terkait investasi yang sebenarnya. "Untuk meminimalisir terkena investasi bodong, diperlukan pendidikan dan pengetahuan atau sosialisasi dari pihak-pihak tertentu terutama pihak otoritas. Sehingga masyarakat bisa paham,” ujarnya.

Yusdianto mengungkapkan, sebagian besar modus yang digunakan pelaku investasi bodong dengan mengiming-imingi korbannya memberikan keuntungan besar. Ia mengimbau masyarakat agar tidak mudah tergiur bujuk rayu menjadi bagian dari investasi yang diragukan regulasinya. (*)

Editor Sigit Pamungkas