Logo

berdikari Nasional

Jumat, 24 Desember 2021

Miftachul Akhyar Terpilih Jadi Rais Aam PBNU

Oleh Redaksi

Berita
KH Miftakhul Akhyar terpilih sebagai Rais Aam PBNU lima tahun mendatang. Foto: Ist

Berdikari.co, Bandar Lampung  - Musyawarah sembilan anggota Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) sepakat memilih KH. Miftachul Akhyar menjadi Rais Aam PBNU masa berkhidmat 2021-2026, dalam sidang pleno Muktamar NU ke-34, di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Lampung (Unila).

Hasil musyawarah disampaikan anggota AHWA, KH. Zainal Abidin dalam sidang pleno IV yang dipimpin oleh Steering Committee Muktamar NU ke-34, Muhammad Nuh.

"Bahwa yang menjadi Rais untuk PBNU 2021-2026 KH Miftachul Akhyar. KH. Ma'ruf Amin yang memimpin rapat AHWA, penuh dengan keramahan, sopan santun, keberadaban," kata KH. Zainal Abidin, Jumat (24/12) dinihari.

Musyawarah anggota AHWA digelar secara tertutup. Adapun sembilan anggota AHWA yang melakukan musyawarah adalah KH. Dimyati Rais, KH. Mustofa Bisri, KH. Ma'ruf Amin, KH. Anwar Mansur, KH. TG Turmudzi, KH. Miftachul Akhyar, KH. Nurul Huda, KH. Ali Marbun dan KH. Zainal Abidin.

Setelah sidang pleno menetapkan Rais Aam PBNU terpilih, dilanjutkan proses penjaringan calon Ketua Umum PBNU.  

Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid, putri Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, berharap Rais Aam PBNU yang baru terpilih mampu menjalankan roda organisasi yang baik dengan bertumpu pada kepentingan umat.

"Selain menghasilkan kepemimpinan yang betul-betul bisa menjalankan roda organisasi secara profesional yang baik, Muktamar ini saya harapkan semuanya itu bisa bertumpu pada kepentingan bersama para ulama yang mengacu pada kepentingan masyarakat," ujar Yenny Wahid, Kamis (23/12).

Selanjutnya kata dia, kepemimpinan yang baru nantinya bisa memberikan kepastian hukum Islam untuk berbagai isu yang selama ini memang belum ada landasan hukumnya.

"Harapan saya Muktamar NU ini bisa menghasilkan keputusan yang memang bisa membawa maslahat bagi masyarakat, yang tentunya itu membawa kebaikan di tengah-tengah masyarakat," ujarnya.

Rais Aam PBNU terpilih, Miftachul Akhyar, dalam sambutannya mengaku seperti salah meminum obat. Tapi keputusan yang diambil tidak bisa dibantah.

“Kami tidak akan bekerja sendiri, tetapi kolektif kolegial sebagaimana ditetapkan AD/ART. Keputusan yang dilakukan adalah berdasarkan program yang diambil melalui sidang komisi dan semua yang diputuskan Muktamar. Itulah acuan saya dan teman-teman dalam mengambil program selama 5 tahun,” katanya.

Miftachul Akhyar menegaskan tidak bisa memberikan janji dan atau memberikan menjanjikan.

Hingga berita ini diturunkan proses pemilihan Ketua Umum PBNU masih berlangsung. (Sumber : Kupastuntas.co)

Editor