Berdikari.co, Bandar Lampung - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Lampung
memastikan seluruh sarana, prasarana, dan personel disiapkan secara optimal
untuk menghadapi mobilitas masyarakat pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
(Nataru 2025/2026).
Kepala
Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, Bambang Sumbogo, mengatakan pihaknya telah
melakukan koordinasi intens dengan seluruh instansi terkait guna memastikan
kelancaran arus perjalanan di wilayah Lampung. Berbagai upaya telah
dipersiapkan, termasuk pemanfaatan buffer zone di beberapa titik seperti Rest
Area KM 20B, KM 33B, KM 49B, KM 67B, KM 87B, buffer zone Gayam, serta Rumah
Makan Gunung Jati.
"Di
lokasi-lokasi tersebut, ketika ada kepadatan akan dilakukan penundaan kendaraan
atau delaying system, pemeriksaan tiket, manifes, proses check-in, serta
penyediaan kantong parkir untuk mengurai kepadatan menuju Pelabuhan
Bakauheni," kata Bambang, Kamis (4/12/2025).
Ia
menjelaskan, rute penyeberangan Merak–Bakauheni tetap menjadi fokus utama
layanan. Sementara jalur lain seperti BBJ M. Pilu–Bojonegoro, PT Wika Beton
Ciwandan–Panjang, dan Krakatau Bandar Samudra hanya akan dimanfaatkan pada
kondisi darurat.
Untuk
mendukung kelancaran perjalanan, Dishub Lampung juga melakukan sosialisasi
masif terkait tiket verifikasi, informasi cuaca, serta berbagai kebijakan
transportasi yang perlu dipahami masyarakat. "Penempatan posko alat berat,
posko rawan macet, serta posko penanganan banjir dan longsor juga kami siagakan
sebagai langkah antisipatif," ujarnya.
Bambang
membeberkan, berdasarkan pemetaan, terdapat 43 titik rawan longsor, 23 titik
rawan macet, 14 titik rawan banjir, dan 21 titik rawan kecelakaan yang menjadi
perhatian khusus selama arus Nataru.
Pada
sektor penyeberangan, kesiapan dermaga juga ditingkatkan. Lintasan Merak–Bakauheni
kini memiliki dua dermaga yang melayani kapal ekspres sejak 1 Desember 2025.
"Sejumlah armada kapal seperti KMP Virgo 18, KMP Athaya, KMP SMS Sagita,
KMP Kirana 9, KMP Elisia, KMP Trimas Kanaya, KMP Windu Karsa Pratama, KMP
Safira Nusantara, KMP Khalisa, dan KMP Erina disiagakan untuk mengantisipasi
lonjakan penumpang," jelasnya.
Sementara
itu, pengecekan keselamatan atau RAM cek juga dilakukan pada seluruh moda
kereta api. Seperti verifikasi yang dilaksanakan di Stasiun Tanjung Karang pada
6 November 2025 bersama Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Sumbagsel.
"Kereta Api Rajabasa, Kereta Api Kuala Sambas, serta dua lokomotif CC 201
telah melalui tahap pemeriksaan tersebut," ujar Bambang.
Ia
menambahkan, pemeriksaan lanjutan dilakukan pada 18–21 November 2025 di
beberapa stasiun seperti Tanjung Karang, Labuhan Ratu, Kotabumi, Blambangan
Umpu, Martapura, dan Baturaja. "Untuk moda transportasi darat, Terminal
Rajabasa juga menjadi fokus. Berdasarkan catatan RAM cek periode
Januari–Agustus 2025, terdapat 1.097 bus yang diperiksa," ungkapnya.
Dari
jumlah tersebut, lanjut Bambang, hanya 307 bus atau sekitar 28 persen yang
dinyatakan laik jalan. Sebanyak 446 bus masuk kategori laik jalan dengan
catatan perbaikan sehingga tetap memerlukan pemantauan ketat selama periode
libur panjang Nataru.
"Jumlah
penumpang angkutan Nataru dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Pada
periode 2023–2024 tercatat 726.062 penumpang, sedangkan pada 2024–2025
jumlahnya meningkat menjadi 839.685 penumpang atau naik sekitar 15,65
persen," katanya. Untuk libur Nataru 2025–2026, Dishub Provinsi Lampung
memperkirakan kembali terjadi kenaikan sekitar 4 persen dibanding tahun
sebelumnya.
Bambang
menegaskan, seluruh langkah tersebut dilakukan demi meningkatkan keselamatan,
kenyamanan, dan kelancaran perjalanan masyarakat. "Kami mengutamakan
keamanan dan kelancaran arus perjalanan. Semua sektor transportasi terus kami
pantau dan koordinasikan agar masyarakat dapat bepergian dengan nyaman,"
tegasnya.
Sebelumnya,
dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)
se-Provinsi Lampung yang digelar di Hotel Grand Mercure, Bandar Lampung, Rabu
(3/12/2025), Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, mengatakan menjelang Nataru
terdapat sejumlah hal yang perlu menjadi perhatian bersama, seperti
ketersediaan bahan pokok, kewaspadaan terhadap cuaca, kesiapan sarana
transportasi dan infrastruktur jalan, serta aspek keamanan dari berbagai
ancaman.
Menurutnya,
menghadapi meningkatnya mobilitas masyarakat menjelang Nataru dan libur sekolah,
seluruh moda transportasi darat, laut, dan udara harus dipastikan beroperasi
dengan aman dan nyaman. Jihan juga meminta peningkatan kewaspadaan pada jalur
logistik utama, terutama setelah terjadinya bencana alam di beberapa wilayah
Sumatera.
"Siapkan
alat berat di titik-titik rawan bencana agar penanganan bisa cepat dan
distribusi tidak terhambat. Kita juga harus memperhatikan perubahan cuaca
dengan potensi curah hujan menengah hingga tinggi," katanya.
Sekretaris
Daerah Provinsi Lampung, Marindo Kurniawan, menambahkan Kementerian Perhubungan
(Kemenhub) RI memprediksi sebanyak 119,5 juta penduduk Indonesia berencana
melakukan perjalanan ke luar kota pada libur Nataru 2025/2026.
"Berdasarkan
hasil survei Nataru 2025/2026, dari 283,5 juta penduduk Indonesia, diperkirakan
42,01 persen atau 119,5 juta penduduk berencana melakukan perjalanan ke luar
kota, meningkat 2,71 persen dibandingkan survei pergerakan Nataru
2024/2025," jelasnya. "Sementara 57,99 persen tidak berencana
bepergian," imbuhnya.
Marindo
menjelaskan, Kemenhub membuka posko mulai 18 Desember 2025 hingga 5 Januari
2026. Khusus perhubungan udara berakhir lebih awal, sedangkan perhubungan laut
berlangsung lebih panjang hingga 8 Januari 2026.
"Prediksi
menunjukkan puncak arus pergi pada 24 Desember 2025, dengan kecenderungan
masyarakat bepergian di pagi hari. Sementara puncak arus balik diperkirakan
terjadi pada Jumat 2 Januari 2026," ujarnya.
Ia
menilai lonjakan penumpang tersebut berpotensi menyebabkan kemacetan, pasar
tumpah, penumpukan penumpang di simpul transportasi, isu keselamatan, serta
risiko perubahan cuaca. "Setiap moda transportasi telah menyiapkan rencana
mitigasi dan pemda perlu melengkapi kebutuhan yang ada," katanya.
Sementara
itu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pekerjaan Umum juga menyiagakan
sejumlah alat berat dan material pendukung untuk mengantisipasi potensi bencana
hidrometeorologi di Lampung. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
Mesuji–Sekampung, Elroy Koyari, mengatakan apel siaga bencana telah digelar
sebagai bentuk kesiapan menghadapi kondisi darurat.
"Kami
sudah menyiapkan alat berat dan bahan material yang diperuntukkan bagi kondisi
darurat," ujar Elroy, Rabu (3/12/2025). Ia menjelaskan BBWS juga terus
melakukan pemeliharaan sungai serta mitigasi di sejumlah wilayah yang
berpotensi tinggi mengalami bencana, terutama daerah dengan kemiringan lebih
dari 40 derajat.
"Daerah
dengan kemiringan di atas 40 derajat adalah titik paling rawan. Kami sudah
menyiapkan peralatan untuk penanganan di lokasi-lokasi tersebut,"
jelasnya.
Kepala
Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung, M. Taufiqullah,
memastikan pihaknya telah berkoordinasi dengan BBWS terkait penanganan ruas
jalan rawan bencana. "Kami sudah menyiapkan peralatan apabila terjadi
longsor dan lainnya. Mudah-mudahan kejadian seperti di Sumatera Barat, Sumatera
Utara, atau Aceh tidak terjadi di Lampung," ujarnya.
Taufiqullah
optimistis Lampung dalam kondisi siap menghadapi peningkatan curah hujan yang
diperkirakan terjadi pada Desember ini. (*)

berdikari









