Berikari.co, Lampung Barat - Bupati Lampung Barat (Lambar), Parosil Mabsus meresmikan Masjid Al-Muhajirin di Pekon (Desa) Luas, Kecamatan Batu Ketulis, Minggu (9/11/2025).
Rumah ibadah megah yang dibangun secara swadaya masyarakat itu menelan biaya hingga Rp1,7 miliar dan mulai dikerjakan sejak Juni 2023.
Peresmian masjid tersebut berlangsung meriah dengan rangkaian pengajian akbar dan santunan untuk anak yatim piatu.
Kegiatan itu turut menghadirkan pendakwah ternama asal Lampung Barat, Ustaz Shahuddin, serta dihadiri masyarakat setempat dan tokoh agama.
Dalam sambutannya, Parosil Mabsus menyampaikan rasa bangganya atas semangat gotong royong masyarakat yang berhasil mewujudkan pembangunan masjid megah tersebut meski berawal dari dana yang sangat terbatas.
“Kami sangat mengapresiasi masyarakat yang dengan swadaya mampu membangun rumah ibadah yang begitu megah. Insyaallah, niat tulus ini akan menjadi ladang pahala dan meningkatkan keimanan serta ketakwaan kepada Allah SWT,” ujarnya, seperti dikutip dari kupastuntas.co.
Parosil berharap, keberadaan Masjid Al-Muhajirin tidak hanya menjadi simbol kebanggaan, tetapi juga pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat di wilayah tersebut.
Ia juga mendorong agar masjid tersebut aktif digunakan untuk pengajian, kegiatan keimanan, dan program sosial kemasyarakatan.
Sementara itu, tokoh agama Batu Ketulis, Agus Junaidi, menjelaskan pembangunan Masjid Al-Muhajirin berawal dari rencana memperbaiki arah kiblat. Namun, hasil musyawarah warga akhirnya memutuskan untuk membangun kembali rumah ibadah secara menyeluruh.
“Pembangunan dilakukan secara swadaya. Peletakan batu pertama dilakukan pada 11 Juni 2023 dengan modal awal hanya Rp8.157.000. Alhamdulillah, hingga kini total anggarannya mencapai Rp1,7 miliar,” jelas Agus.
Ia menambahkan, setelah diresmikan, masyarakat berencana melanjutkan pembangunan fasilitas pendukung seperti TPA, dapur masjid, dan rumah marbot agar fungsi masjid semakin lengkap.
Tokoh masyarakat setempat, Desta Primo, juga mengingatkan agar kemegahan masjid tidak berhenti pada euforia semata.
Menurutnya, tantangan ke depan adalah menjaga dan memakmurkan rumah ibadah tersebut melalui kegiatan keagamaan yang berkelanjutan.
“Kita jangan hanya bangga dengan berdirinya masjid megah ini. Yang terpenting adalah bagaimana menjaga agar masjid ini benar-benar makmur dan menjadi pusat ibadah umat,” tutupnya. (*)

berdikari









