Berdikari.co, Bandar Lampung - DPRD Provinsi Lampung meminta dua Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi Lampung, yakni PT Lampung Jasa Utama (LJU) dan PT Wahana Raharja, untuk mengoptimalkan kinerja serta pemanfaatan aset agar dapat memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Meskipun demikian, kedua BUMD tersebut saat ini tidak lagi mendapatkan suntikan modal dari APBD.
Ketua Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Perubahan Badan Hukum PT Wahana Raharja di DPRD Provinsi Lampung, Heni Susilo, mengatakan pihaknya telah beberapa kali menggelar rapat pembahasan bersama pihak terkait, termasuk Biro Ekonomi Pemprov Lampung serta manajemen PT Wahana Raharja.
“Pembahasan baru sampai pada perubahan dasar Perda Wahana Raharja, belum masuk ke substansi utama. Namun nanti akan kita lanjutkan dengan pembahasan terkait penyertaan modal, perubahan perda, dan juga perlu kita pertanyakan mengenai modal sebelumnya,” kata Heni, Rabu (22/10/2025).
Ia menegaskan, ke depan pihaknya akan meminta analisis pengembangan usaha dari PT Wahana Raharja agar kondisi perusahaan lebih sehat dan mampu memberikan manfaat bagi daerah.
“Kita minta analisis pengembangan usaha agar tidak seperti kondisi sebelumnya. Semua pihak harus terlibat, bukan hanya Biro Hukum dan Biro Ekonomi, supaya PT Wahana Raharja bisa memberikan kontribusi bagi PAD,” lanjutnya.
Selain itu, sambung dia, pansus juga akan menyoroti transparansi pengelolaan keuangan serta menelusuri penyebab kerugian yang sempat dialami perusahaan.
Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Lampung, Munir Abdul Haris, menyoroti kinerja PT Lampung Jasa Utama (LJU) yang saat ini dipimpin oleh direktur utama dan jajaran komisaris baru.
Kendati tidak mendapatkan suntikan modal dari APBD, Munir mengingatkan bahwa publik tengah menantikan pembuktian atas business plan yang telah disusun oleh manajemen baru tersebut.
“Ini kesempatan emas untuk membuktikan bahwa PT LJU mampu menjalankan roda bisnis yang menguntungkan dan berkontribusi terhadap PAD. Tantangan ini harus dijawab dengan strategi bisnis yang matang,” kata Munir.
Menurutnya, PT LJU perlu fokus pada efisiensi operasional, optimalisasi aset, serta eksplorasi sumber pendanaan alternatif agar bisnis tetap berkelanjutan. Upaya tersebut juga harus disertai dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Perusahaan bisa memetakan ulang penempatan SDM agar lebih produktif dan efisien. Pelatihan serta pengembangan karyawan penting dilakukan untuk meningkatkan kinerja tanpa menambah beban biaya besar,” tegasnya. (*)