Berdikari.co, Pringsewu - Budayawan Ki Sujiwo Tejo
mengajak generasi muda di Provinsi Lampung untuk kembali menumbuhkan kebanggaan
terhadap bahasa daerahnya. Ia mengingatkan agar bahasa Lampung jangan dibiarkan
punah.
Pesan
tersebut disampaikan Ki Sujiwo Tejo saat menghadiri acara Pringsewu Cultural Festival Kapolres
Cup II 2025, yang sekaligus menandai peringatan Hari Kebudayaan Nasional (HKN) pertama
di Kabupaten Pringsewu, Jumat (17/10/2025) malam.
Dalang
nyentrik yang kerap dijuluki Presiden
Jancukers ini mengatakan, bahasa daerah merupakan identitas
penting yang tidak boleh ditinggalkan. Ia menilai, banyak anak muda Lampung
kini kurang percaya diri menggunakan bahasa daerahnya, padahal bahasa adalah
roh dari kebudayaan itu sendiri.
“Anak-anak
muda Lampung harus mulai bangga lagi berbahasa Lampung, entah Lampung Tengah,
Lampung Pesisir, atau Lampung Peminggir. Karena bahasa itu menunjukkan sebuah
bangsa, dan cara membunuh sebuah bangsa sangat mudah — bunuhlah bahasanya,”
tegas Ki Sujiwo Tejo mengingatkan.
Ia
juga menyoroti makna Sumpah Pemuda yang kerap disalahartikan. Menurutnya,
sumpah tersebut bukan berarti menyeragamkan bahasa, melainkan menjunjung tinggi
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan tanpa menghapus eksistensi bahasa
daerah.
“Kita
bertanah air satu, berbangsa satu, menjunjung tinggi bahasa Indonesia. Bukan
berarti meninggalkan bahasa ibu,” ujarnya.
Dalam
kesempatan itu, Ki Sujiwo Tejo juga tampil sebagai dalang dalam pertunjukan
wayang kulit berjudul “Semar
Barang Jantur”, yang diadaptasi dari karya Kapolres Pringsewu
AKBP Yunnus Saputra berjudul “Jatmara
Sai Bumi.” Lakon tersebut mengandung pesan spiritual dan
nilai-nilai ketuhanan yang dikemas dengan gaya naratif khas sang dalang.
Ki
Sujiwo Tejo berharap festival kebudayaan seperti ini tidak berhenti di
Pringsewu saja. Ia mengajak seluruh daerah dan instansi di Indonesia untuk
menjadikan kegiatan budaya sebagai “virus positif” yang menular ke seluruh
penjuru negeri.
“Gerakan
kebudayaan tidak bisa diserahkan hanya kepada masyarakat. Para penguasa dan
abdi negara juga harus ikut menyelenggarakan kegiatan seperti yang dilakukan
Polres Pringsewu ini,” katanya.
Penampilan
Ki Sujiwo Tejo menjadi penutup rangkaian Pringsewu Cultural Festival, yang digelar
sejak 15 hingga 17 Oktober 2025. Festival ini menampilkan berbagai atraksi
budaya, mulai dari karnaval ogoh-ogoh, reog ponorogo, barongsai, hingga tari
kreasi sembilan suku dan satu etnis di Kabupaten Pringsewu.
Kapolres
Pringsewu, AKBP Yunnus Saputra, mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk cultural policing atau
pendekatan keamanan berbasis budaya. Tujuannya adalah memperkuat kerukunan
serta mempererat hubungan antara aparat kepolisian dengan masyarakat.
“Kami
ingin kegiatan ini menjadi ruang bersama untuk menumbuhkan semangat persatuan
dalam keberagaman,” ujarnya. (*)