Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Kamis, 02 Oktober 2025

Hingga Juni 2025, Realisasi Investasi Bandar Lampung Rp 2,3 Triliun

Oleh Sri

Berita
Hingga Juni 2025, Realisasi Investasi Bandar Lampung Rp 2,3 Triliun. Foto: Ist.

Berdikari.co, Bandar Lampung - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mencatat bahwa realisasi investasi di Kota Tapis Berseri hingga triwulan II atau semester pertama tahun 2025 telah mencapai Rp2.375.703.749.986.

Capaian ini sudah menyentuh 86,61 persen dari target investasi tahunan yang ditetapkan sebesar Rp2.743.000.000.000.

Plt Kepala DPMPTSP Kota Bandar Lampung, Andre, melalui Jf Madya Penanaman Modal DPMPTSP, Alinda Wati, menyampaikan bahwa pencapaian investasi tersebut menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah.

"Target investasi tahun 2025 adalah Rp2,7 triliun. Hingga bulan Juni, realisasi sudah menyentuh Rp2,3 triliun atau 86,61 persen,” ungkapnya, Kamis (2/10/2025).

Menurut Alinda, dari total realisasi tersebut, investasi dalam negeri masih mendominasi. Tercatat Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp2.109.240.926.785.

"Sementara kalau Penanaman Modal Asing (PMA) menyumbang sebesar Rp266.462.823.201, " ungkapnya, seperti dikutip dari kupastuntas.co.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, investasi di Bandar Lampung belum menunjukkan lah positif. Hal itu karena tidak mencapai target, disebabkan karena masih musim politik.

"Realisasi investasi pada 2024 di kota ini mencapai Rp2 triliun atau sebesar 63 persen dari target Rp3,2 triliun, " jelasnya.

Ia berharap investasi di tahun 2025 akan terus tumbuh, terutama dari proyek-proyek besar. 

Lebih lanjut, Alinda mengungkapkan bahwa sektor jasa masih menjadi penyumbang terbesar bagi investasi di Bandar Lampung.

"Sektor tersier mencatat kontribusi Rp1,8 triliun, dengan dominasi pada usaha hotel, restoran, transportasi, pergudangan, dan komunikasi, " jelasnya.

Sementara sektor sekunder menyumbang Rp526,8 miliar, terutama dari industri makanan, industri kimia, dan farmasi. Adapun sektor primer, meski porsinya kecil, tetap berkontribusi Rp8,3 miliar, dengan subsektor perikanan dan pertambangan sebagai penyumbang utama.

Ia menambahkan, pencapaian ini juga tidak terlepas dari iklim investasi yang semakin membaik.

"Dengan capaian 86,61 persen, kami optimistis target investasi tidak hanya tercapai, tetapi juga berpeluang untuk terlampaui hingga akhir tahun," tandasnya. (*)

Editor Didik Tri Putra Jaya