Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Jumat, 12 September 2025

Aisah Meninggal di Perjalanan ke RSUD Batin Mangunang Usai Ditandu 3 Kilometer

Oleh ADMIN

Berita
Tampak sejumlah warga bergotong-royong menggotong tandu yang membawa Aisah untuk mendapatkan pertolongan medis. Foto: Ist

Berdikari.co, Tanggamus - Aisah (55), seorang ibu dengan riwayat penyakit asma dan darah tinggi, meninggal dunia dalam perjalanan ke RSUD Batin Mangunang usai ditandu sejauh tiga kilometer.

Sejak pagi buta, Kamis (11/9/2025), sejumlah warga Pedukuhan Waytuba, Pekon (Desa) Sanggi Unggak, Kecamatan Bandar Negeri Semuong, Kabupaten Tanggamus, bergotong royong menandu Aisah dengan kain sarung yang dimasukkan pada sebatang bambu menuju puskesmas untuk mendapatkan pengobatan.

Napas para warga tampak terengah-engah, disertai wajah dan pakaian mereka yang basah oleh tetesan air hujan. Jalan sepanjang tiga kilometer dengan tanjakan dan turunan terjal harus mereka lalui. Berkali-kali warga terpeleset, kaki terbenam lumpur, namun mereka tidak berhenti berusaha membawa Aisah sampai jalan besar.

“Jangankan mobil, motor saja tidak bisa lewat. Kami hanya bisa menandu, berharap bisa cepat sampai ke puskesmas,” tutur Marjan, kerabat korban dengan suara bergetar.

Sesampainya di ujung jalan besar, tepatnya di SDN 1 Sanggi di Pedukuhan Bambu Kuning, tubuh lemah Aisah akhirnya bisa dinaikkan ke dalam mobil ambulans yang sudah menunggu. Warga sempat lega, berharap pertolongan medis bisa segera menyelamatkan nyawa Aisah. Namun, kondisi Aisah yang semakin kritis membuat petugas puskesmas harus merujuknya ke RSUD Batin Mangunang di Kota Agung.

Tragis, di tengah perjalanan menuju RSUD Batin Mangunang, tepatnya di Kecamatan Wonosobo, Aisah mengembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 08.00 WIB. Harapan Aisah untuk mendapatkan pengobatan dan sembuh yang dibawa para warga sepanjang perjalanan luruh seketika, berganti duka mendalam.

Peristiwa ini menyisakan luka dan kekecewaan warga setempat. Selama puluhan tahun, jalan yang menjadi akses utama mereka tak pernah diaspal. Perbaikan hanya dilakukan secara swadaya dengan cor-coran seadanya. Kini, korban jiwa jatuh akibat kondisi jalan yang tidak pernah tersentuh pembangunan.

“Kami mohon kepada Bupati Tanggamus, Mohammad Saleh Asnawi, bangunlah jalan ini minimal beton. Jangan sampai ada lagi korban meninggal hanya karena akses menuju rumah sakit sulit dilalui,” ungkap Pulung, kerabat korban dengan mata sembab.

Siang harinya, jenazah Aisah dimakamkan di pemakaman setempat. Hujan rintik yang masih turun seakan turut mengiringi kepergiannya. Tangis keluarga, tetangga, dan kerabat yang mengiringi pemakaman Aisah menjadi saksi bisu bahwa sebuah nyawa telah hilang di jalanan rusak yang tak kunjung mendapat perhatian. (*)

Editor Sigit Pamungkas