Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Kamis, 14 Agustus 2025

Warga Mulai Tarik Uang di Bank, Pilih Menabung Emas

Oleh ADMIN

Berita
Ilustrasi

Berdikari.co, Bandar Lampung - Pemblokiran rekening bank yang berstatus dormant atau tidak aktif mulai berdampak pada perilaku nasabah. Sejumlah warga memilih menarik tabungan mereka di bank dan mengalihkan simpanan ke bentuk emas, yang dinilai lebih aman dan mudah dicairkan saat dibutuhkan.

Sejumlah warga di Bandar Lampung memilih menarik uangnya di bank akibat kebijakan pemblokiran rekening dormant. Meskipun saat ini semua rekening dormant sudah mulai kembali dibuka.

Seperti yang dilakukan Rosi, warga Langkapura, Bandar Lampung, yang menarik hampir semua uang tabungannya di bank. Selanjutnya, sebagian besar uang tersebut dibelikan Emas Antam untuk investasi jangka panjang.
“Saya sudah menarik uang saya di bank hampir Rp40 juta. Kini saya hanya menyisakan uang tabungan di bank sekitar Rp1 juta. Yang penting ada saldonya,” kata Rosi, Rabu (13/8/2025).

Rosi mengungkapkan, penarikan uang ini dilakukan setelah sempat ada pemblokiran rekening dormant. Ia mengaku khawatir rekeningnya ikut diblokir.
“Saya sempat takut juga kalau rekening saya ikut diblokir. Karena saya jarang menabung. Menabungnya itu hanya dua atau tiga bulan sekali, menunggu kalau ada uang sisa dari toko saya,” ungkapnya.

Menurut Rosi, saat ini sebagian besar uang tabungannya sudah dibelikan Emas Antam di Pegadaian. “Kini saya lebih tertarik menabung Emas Antam. Hitung-hitung jadi tabungan jangka panjang. Kemarin sempat beli Emas Antam di Kantor Pegadaian, nggak banyak sih,” kata Rosi.

Rosi mengatakan, tabungan dalam bentuk emas lebih aman dan mudah dijual kembali saat membutuhkan uang.

Sementara itu, Raditya, salah satu nasabah bank pemerintah, mengaku tidak bisa mengambil uangnya karena stok uang tunai di bank sedang kosong.
Ia mengatakan, beberapa hari lalu ia sempat mendatangi kantor bank pemerintah di Unila untuk mengambil uang tabungannya sebesar Rp50 juta. Namun, satpam menyatakan stok uang sedang kosong, padahal saat itu masih sekitar pukul 10.30 WIB.
“Kondisi yang sama juga terjadi saat saya pindah ke kantor bank pemerintah di Universitas Malahayati, Bandar Lampung. Saya sempat menunggu beberapa lama, dan saat dipanggil teller juga diberitahukan kalau stok uang tunai sudah habis. Alasannya tadi ada nasabah yang mengambil uang sebesar Rp200 juta,” ungkapnya.

“Saya jadi bingung sendiri, mau mengambil uang tabungan kok susah. Kalau menabung, berapa saja diterima. Tapi saat mau mengambil uang, dibilang kosong. Sepertinya ada pembatasan pengambilan uang tunai di bank saat ini,” lanjutnya.

Pantauan di ATM bank pemerintah di Unila pada Senin (11/8/2025) menunjukkan semua mesin dipenuhi orang yang ingin menarik uang tunai. Jika biasanya mereka hanya sebentar bertransaksi di depan ATM, kali ini transaksi berlangsung cukup lama.
Ternyata, mereka mengambil uang di ATM dalam jumlah cukup besar dibandingkan biasanya.
“Iya, Pak, saya mengambil Rp15 juta jadi agak lama. Karena sekali transaksi hanya bisa ambil maksimal Rp2 juta. Sehingga harus beberapa kali transaksi,” kata seorang warga saat itu.

Warga ini mengatakan, sengaja mengambil uangnya di bank untuk dibelikan emas sebagai tabungan. “Saya kini lebih tertarik menabung dalam bentuk emas, biasanya Antam. Apalagi sejak ada pemblokiran rekening kemarin. Makanya saya ambil uang tabungan cukup banyak,” ungkapnya.

Di sisi lain, transaksi pembelian Emas Antam di Kantor PT Pegadaian Bandar Lampung meningkat dibandingkan sebelumnya.
Seorang satpam di Kantor PT Pegadaian Jalan Antasari, Bandar Lampung, mengatakan saat ini warga mulai ramai membeli Emas Antam di Pegadaian.
“Sudah mulai ramai sih warga yang membeli Emas Antam dibandingkan sebelumnya. Dalam satu bulan bisa sampai kiloan Emas Antam yang terjual di Pegadaian,” katanya.

Ia mengatakan, sepertinya saat ini mulai banyak warga yang memilih investasi dalam bentuk Emas Antam.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung, Bimo Epyanto, mengatakan tren menabung emas sebenarnya bukan dampak langsung dari kebijakan pemblokiran rekening dormant oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
“Fenomena menabung emas sudah menjadi tren umum karena merupakan salah satu bentuk investasi, dan mulai marak ketika harga emas naik signifikan beberapa waktu lalu,” jelas Bimo, Rabu (13/8/2025).

Ia menjelaskan, kebijakan pemblokiran rekening dormant bertujuan melindungi masyarakat.
“Rekening nganggur yang tidak diperhatikan pemiliknya berpotensi digunakan pihak lain untuk aktivitas yang melanggar hukum,” ujarnya.

Namun, Bimo mengaku tidak memiliki data jumlah rekening warga Lampung yang diblokir PPATK. “Data itu harus minta dulu ke pusat,” katanya.

Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung, Otto Fitriandy, menjelaskan bahwa rekening dormant merupakan rekening pasif yang tidak memiliki transaksi penarikan, penyetoran, maupun transfer dalam periode tertentu, umumnya 3–6 bulan.
Menurutnya, setiap bank memiliki kebijakan dan prosedur masing-masing terkait rekening dormant, termasuk mekanisme pemantauan dan pengaturan sistem. OJK memberikan pedoman kepada perbankan untuk memastikan rekening dormant tidak disalahgunakan untuk kegiatan ilegal.

“Perbankan dapat melakukan penghentian sementara transaksi keuangan atas dasar permintaan otoritas sesuai kewenangan, dalam rangka program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal (PPPSPM),” kata Otto.

Otto menegaskan, nasabah yang terdampak penghentian sementara tetap memiliki hak penuh atas dananya, serta dapat mengajukan reaktivasi rekening melalui kantor cabang dengan memenuhi prosedur yang berlaku.
OJK Lampung, lanjutnya, telah menerima pertanyaan masyarakat terkait pemblokiran rekening oleh PPATK. “Jika ada pengaduan, kami arahkan langsung ke layanan pengaduan resmi PPATK. Untuk jumlah rekening yang diblokir di Lampung, datanya ada di PPATK,” pungkasnya. (*)

Editor Sigit Pamungkas