Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Senin, 15 Juli 2024

Cegah Kepunahan Bahasa Lampung, Festival Seni Bahasa Lampung Hadir di Taman Budaya 22-28 Juli

Oleh Yudha Priyanda

Berita
Komunitas Berkat Yakin (Kober) saat menggelar konferensi pers Festival Seni Bahasa Lampung. Foto: Berdikari.co

Berdikari.co, Bandar Lampung - Penggunaan bahasa Lampung yang semakin jarang di ruang-ruang publik memicu kekhawatiran akan punahnya bahasa tersebut dalam tiga puluh tahun ke depan. Komunitas Berkat Yakin (Kober) bertekad mencegah hal ini dengan menghidupkan kembali bahasa Lampung melalui Festival Seni Bahasa Lampung.

Ketua Kober, Alexander GB, menyatakan bahwa rendahnya penggunaan bahasa Lampung diakibatkan oleh jumlah etnis Lampung yang hanya sekitar 13 persen dari populasi. "Lampung juga sangat majemuk sehingga terancam dari bahasa lain. Bahasa adalah kebudayaan, jika bahasa hilang, kebudayaan ikut lenyap," ujar Alexander, Senin (15/7/2024).

Untuk itu, Kober akan menyelenggarakan Festival Seni Bahasa Lampung pada 22-28 Juli 2024 di Taman Budaya Lampung. Kegiatan ini gratis dan terbuka untuk umum, dengan berbagai acara seperti pameran puisi bahasa Lampung, seminar, festival teater bahasa Lampung, dan pementasan lagu klasik bahasa Lampung.

Alexander menjelaskan bahwa festival ini juga akan mencakup pembuatan naskah teater dalam bahasa Lampung. "Kami ingin menunjukkan bahwa bahasa Lampung bisa digunakan dalam berbagai seni seperti teater dan puisi, baik dalam bahasa Lampung pepadun maupun saibatin," ungkapnya.

Melalui teater, penonton dapat memahami penggunaan bahasa Lampung yang tepat, termasuk intonasi, ekspresi, dan emosi yang disampaikan. "Familiarisasi bahasa dapat dilakukan melalui teater dan musik. Proses pembiasaan ini membantu pemahaman kognitif dan emosional yang lebih jelas," tambah Alexander.

Festival seni ini diharapkan dapat memicu kebiasaan penggunaan bahasa Lampung di ruang publik dan menjadi gerakan kultural yang mengajak masyarakat untuk bangga menggunakan bahasa asli Lampung. "Harapannya, ruang bahasa Lampung lebih banyak dan generasi muda ke depan bangga menggunakan bahasa Lampung. Miris jika orang Lampung malu menggunakan bahasa Lampung," jelasnya.

Selain itu, Alexander berharap pemerintah daerah dapat membuat kebijakan yang progresif untuk melestarikan bahasa dan budaya Lampung. "Kami berharap ada kebijakan yang mendorong penggunaan bahasa Lampung lebih luas, sehingga bahasa Lampung bisa lebih memasyarakat," tutupnya. (*)

Editor Sigit Pamungkas