Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Kamis, 25 April 2024

Januari-Maret 2024, DBD di Lampung Sentuh 3.221 Kasus, 12 Diantaranya Meninggal Dunia

Oleh Siti Khoiriah

Berita
Ilustrasi.

Berdikari.co, Bandar Lampung - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) yang ada di daerah setempat selama bulan Maret 2024 sebanyak 1.460 kasus dan empat diantaranya meninggal dunia.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung jumlah kasus pada bulan Maret tersebut mengalami lonjakan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan kasus pada bulan sebelumnya.

Dimana jumlah kasus pada bulan Januari tercatat ada 562 kasus DBD dan dua diantaranya dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan untuk bulan Februari ada 1.199 kasus dan enam diantaranya dinyatakan meninggal dunia. 

Sehingga jika dijumlahkan, maka kasus DBD yang ada di Provinsi Lampung sejak bulan Januari hingga Maret 2024 sebanyak 3.221 kasus dengan angka kematian sebanyak 12 kasus. 

Saat dimintai keterangan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Edwin Rusli mengatakan, jika pihaknya terus mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal. 

"Kami sudah menerbitkan surat edaran selain itu kami juga minta kepada masyarakat untuk dapat menjaga kebersihan serta memperhatikan kondisi lingkungan tempat tinggal nya masing-masing," kata Edwin saat dimintai keterangan, Kamis (25/4/2024).

Menurut Edwin, untuk membasmi sarang nyamuk sebagai tempat berkembang biak, masyarakat dapat menguras tempat penampungan air serta menutup tempat-tempat penampungan air.

"Kemudian yang penting adalah mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk itu sendiri," paparnya.

Sementara itu untuk gejala umum masyarakat yang terkena DBD ialah seperti demam, keluar bintik merah pada tubuh. 

"Umumnya gejala DBD adalah demam mendadak dan tidak turun dengan obat penurun panas, atau demam menurun di hari ke 4 tetapi keadaan umum menurun, sakit kepala, ada yang sakit persendian, ruam pada kulit, muntah terus menerus, dan ada mimisan," ujarnya.

Namun ia juga menjelaskan jika ada pula yang tidak memiliki gejala dimana dalam dunia kesehatan hal ini disebut dengan without warning sign. 

"Meskipun tak bergejala, namun tetap berbahaya karena sering dianggap enteng oleh masyarakat yang kurang edukasi tentang gejala DBD. Jadi semua harus tetap waspada," tutupnya. (*)

Editor Yugo Dwi Prasetyo