Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Kamis, 25 April 2024

Hanan A Rozak Bakal Prioritaskan Program Pertanian Bila Jadi Gubernur Lampung 2024

Oleh Echa wahyudi

Berita
Hanan A Rozak saat menjadi bintang tamu dalam acara Podcast Kupas Tuntas dengan tema 'Ngobrolin Pilkada' (Ngopi) di Kantor Kupas Tuntas Grup, Jalan Turi Raya, Gang Perintis, Tanjung Senang, Bandar Lampung, Kamis (25/4/2024). Foto: Annisa

Berdikari.co, Bandar Lampung - Bakal Calon Gubernur Lampung, Hanan A Rozak mengaku akan memprioritaskan program di sektor pertanian apabila dipercaya oleh masyarakat untuk menjadi Gubernur Lampung pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mendatang.

Hal tersebut disampaikan Hanan saat menjadi bintang tamu dalam acara Podcast Kupas Tuntas dengan tema 'Ngobrolin Pilkada' (Ngopi) di Kantor Kupas Tuntas Grup, Jalan Turi Raya, Gang Perintis, Tanjung Senang, Bandar Lampung,  Kamis (25/4/2024).

Podcast 'Ngopi' bersama Kupas Tuntas dipandu langsung oleh CEO Kupas Tuntas Grup Dr. Donald Harris Sihotang, dalam kesempatan tersebut Donald Sihotang bertanya terkait pandangan Hanan terhadap petani di Lampung.

"Masyarakat kita di Provinsi Lampung kan mayoritas petani, kita ingin tau pandangan pak Hanan soal pertanian kita hari ini seperti apa, kemudian apa kira-kira yang perlu di prioritaskan untuk meningkatkan sektor pertanian kita," kata Hanan,

Menanggapi hal tersebut Hanan mengatakan, persoalan di sektor pertanian sangat kompleks bahkan kata dia program pemerintah yang sudah berjalan saat ini sudah baik hanya saja ada beberapa hal yang menurutnya perlu ditingkatkan.

"Sisi petani kita bicaranya dimana ini, sebagai pemerintah kalau pemerintah bagaimana kalau petani bagaimana dan kita akan memfasilitasi itu, karena dimana-mana saya katakan sasaran utama petani itu menerima gaji," kata dia.

"Tetapi kenyataannya, ini tidak pernah dibicarakan kadang petani juga tidak menyadari itu, dia tanam padi mulai dari persiapan lahan, bibit sampai lahan tidak kurang harus menunggu selama 4 bulan dapat berapa dia disitu," jelasnya.

Ia menambahkan, dengan waktu tanam yang cukup lama dan modal yang dikeluarkan petani tidak sesuai dengan pendapatan yang didapat, sehingga belum mampu mensejahterakan para petani di Lampung.

"Jika kita total-total dapat berapa dikurangi biaya-biaya kalau itu lahan nya dikurangi biaya sewa lahan, yang didapat para petani dalam satu bulan itu hanya Rp2,5 - Rp3 Juta per hekatar itu pun kalau harga gabah di atas Rp5 ribu," sambungnya.

"Artinya kan masih miskin, jadi jarang kita pikirkan ini saya putarkan terus diotak saya ini, jika masayarakat mau sejahtera pendapatan usaha tani itu harus mendapat perhatian khusus, bagaimana kita meningkatkan produktivitasnya," sambungnya.


Hanan menambahkan, pendapatan usaha tani sudah membaik input produksi akan ditekan seminimal mungkin, terkait penggunaan biaya, kemudian bagaimana agar produktivitas tetap bisa ditingkatkan.

"Kemudian masalah harga, harga itu yang menentukan bukan petani tapi permintaan pasar antara konsumen dan produsen, saat ini dengan biaya yang dikeluarkan harga gabah yang pas untuk petani minimal 6.500 gabah kering," jelasnya.

Kemudian terkait umur para petani kata dia rata-rata di usia 48 tahun, sangat jarang ada milenial yang mau terjun jadi petani karena hasil yang didapat belum sesuai dengan kebutuhan, banyak milenial lebih memilih bekerja yang lain.

"Yang membuat milenial tidak tertari karena pendapatan usaha tani itu kurang menjanjikan, 2,5 juta per bulan bayar pulsa listrik dan makan enggak cukup masih miskin aja, kalau bapak saya petani lebih baik saya cari kerjaan lain kan gitu," ujarnya. 

Kemudian terkait produksi pertanian, Hanan mengatakan banyak para petani yang mengeluh terkait ketersediaan air untuk tanaman padi dan permasalahan tersebut kata dia menjadi tugas pemerintah untuk membantu petani.

"Termasuk penataan air di daerah-daerah rawa itu menjadi tugas pemerintah kalau yang namanya air itu tidak mengenal batas wilayah, air mengalir pasti dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, hanya aliran ini harus ditata dan disini lah tugas pemerintah," tegasnya.

"Urusan penataan air bukan urusam petani tapi pemerintah, namanya irigasi bukan tugas petani karena air itu milik umum, ketika air menjadi milik umum maka itu menjadi tugas pemerintah untuk melakukan penataan," jelasnya 

Pemerintah juga lanjutnya, harus hadir dalam meningkatkan infrastruktur dibidang pertanian misalnya infrastruktur jalan pertanian untuk membantu meningkatkan produksi pertanian masyarakat di Lampung.

"Produksi petani kita saat ini 5,5 ton per hektar sawah irigasi teknis, potensi produksi dengan benih unggul dengan teknologi yang baik itu bisa naik 7-8 ton, kita masih bisa naikkan produksi jika dikelola dengan baik," imbuhnya.

Oleh karena itu, Hanan mengungkapkan jika sektor pertanian akan menjadi program prioritas yang akan dikembangkan apabila dipercaya masyarakat untuk menjadi Gubernur Lampung dengan memenuhi semua kebutuhan para petani di Lampung. (*)

Editor Didik Tri Putra Jaya