Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Jumat, 19 April 2024

Pembangunan Masjid Raya Al-Bakrie Lampung Berjalan Lambat

Oleh Redaksi

Berita
Pembangunan Masjid Raya Al-Bakrie Bandar Lampung Berjalan Lambat. Foto: Ist.

Berdikari.co, Bandar Lampung - Sudah 14 bulan berlalu, proses pembangunan Masjid Raya Al-Bakrie di lokasi eks GOR Saburai dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Elephant Park, Bandar Lampung, berjalan lambat.

Pembangunan masjid tersebut disupport oleh pengusaha asal Lampung Aburizal Bakrie alias Ical melalui Bakrie Amanah. Groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan sudah dilakukan sejak 20 Februari 2023 lalu.

Digadang-gadang Masjid Raya Al-Bakrie yang menempati luas lahan 2,3 hektar itu akan menjadi masjid terbesar di Provinsi Lampung dan mampu menampung 12 ribu orang.  

Pantauan di lokasi pembangunan pada Kamis (18/4/2024), terdapat empat buah tiang menyerupai menara masjid dan beberapa tiang sebagai pondasi penahan bangunan (cakar ayam).

Tampak pula gundukan tinggi tanah di beberapa titik bekas galian yang akan digunakan sebagai bahan penimbunan. Terdapat pula dua alat berat eskavator serta para pekerja yang tengah beristirahat.

Hendra selaku mandor proyek pembangunan Masjid Raya Al-Bakrie saat ditemui mengaku tidak mengetahui secara pasti sudah berapa persen proses pembangunan yang sudah dilakukan.

"Saya tidak tahu progresnya, saya disini cuma kerja-kerja saja. Silahkan tanya ke pihak konsultan, mereka yang lebih tahu," kata Hendra, Kamis (18/4/2024).

Sementara itu, Porda selaku konsultan saat ditemui di ruangannya sedang tidak ada di tempat. Hanya ada satu orang stafnya. Sayangnya, staf ini tidak bisa memberikan komentar apapun. “Pak porda lagi keluar, tunggu saja ya," kata staf ini.

Sekadar diketahui, pembangunan Masjid Raya Al-Bakrie ini sempat menuai protes dari sejumlah elemen masyarakat karena berada diatas lahan RTH Elephant Park. Salah satunya adalah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Provinsi Lampung.

Direktur Walhi Lampung, Irfan Tri Musri mengatakan,  pihaknya tidak sepakat kalau Taman Gajah sebagai RTH dibangun masjid.

Menurut Irfan, dari awal pembangunan masjid itu menuai banyak penolakan dari berbagai pihak. “Jika memang keluarga Aburizal Bakrie banyak uang kenapa tidak melakukan pengadaan lahan. Tapi dia malah meminta lahan pada pemerintah daerah dan itu dia hanya membangun fisik atau infrastrukturnya saja,” tegas Irfan, baru-baru ini.

"Kita sebagai warga Bandar Lampung banyak sekali kekurangan RTH dan public space. Tapi justru yang ada dialihfungsikan. Nah ini yang disayangkan," lanjut Irfan.

Ia mengungkapkan, jika akan membangun masjid kan masih banyak pilihan lokasi lain. Bukan menggusur GOR Saburai yang memang itu tempat olahraga dan banyak masyarakat yang bermain di Taman Gajah juga.

Manager Advokasi dan Kajian Mitra Bentala Lampung, Mashabi juga menyampaikan, keprihatinannya atas terjadinya alih fungsi lahan publik atau ruang terbuka hijau tersebut.

Menurutnya, pemerintah daerah bukannya mempertahankan atau mempertambah RTH, namun justru melakukan pengurangan lahan publik.

"Pemerintah daerah tidak konsisten dengan apa yang telah ditetapkan sebagai lahan terbuka untuk publik. Justru kalah dengan kepentingan segelintir orang untuk kepentingannya," ujar Mashabi. (*)

Artikel ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Jumat 19 April 2024, dengan judul "14 Bulan Berlalu, Pembangunan Masjid Raya Al-Bakrie Berjalan Lambat"

Editor Didik Tri Putra Jaya