Logo

berdikari Ekonomi

Selasa, 06 Februari 2024

Angka Inflasi Provinsi Lampung di Atas Nasional, Kemendagri Wanti-wanti Kepala Daerah

Oleh ADMIN

Berita
Ilustrasi

Berdikari.co, Bandar Lampung - Tingkat inflasi di Provinsi Lampung pada bulan Januari 2024 berada di angka 3,28 persen. Angka inflasi ini masih berada di atas inflasi Nasional sebesar 2,51 persen.

Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Tomsi Tohir menekankan kepada seluruh kepala daerah yang angka inflasinya masih berada di atas rata-rata nasional untuk lebih mendalami permasalahan dan berupaya mengatasi lebih maksimal.

Tomsi mengungkapkan bahwa masih cukup banyak daerah yang inflasinya berada di atas rata-rata nasional sehingga diperlukan perhatian dari seluruh kepala daerah.

"Masih cukup banyak yang angka inflasinya di atas rata-rata nasional 2,51 persen, kemudian juga cukup banyak di bawah angka tersebut. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh kepala daerah yang bisa di bawah angka rata-rata nasional," kata Tomsi saat memimpin rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah secara virtual dan diikuti oleh Inspektur Provinsi Lampung, Fredy di Ruang Command Center Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Senin (5/2/2024).

"Seluruh kepala daerah yang masih di angka rata-rata nasional tolong lebih didalami lagi apa permasalahan yang terjadi sehingga langkah-langkah untuk mengatasinya bisa diupayakan secara maksimal," lanjut Tomsi.

Inspektur Provinsi Lampung, Fredy mengatakan, pengawasan harga pangan akan terus dilakukan untuk menjaga agar inflasi tetap terkendali.

"Di Lampung ini sudah mulai hujan, berdasarkan prediksi dari BMKG sampai April hujan, yang tertinggi di Maret. Jadi di periode itu masuk musim tanam, sebab Mei mulai agak kering sampai Agustus, jadi penting sekali musim tanam ke depan bisa diantisipasi sehingga pengendalian inflasi bisa lebih baik lagi," ujar Fredy.

Ia mengatakan, pengendalian serta pengawasan ketersediaan dan harga komoditas yang rawan mengalami kenaikan itu akan terus dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah.

"Memang harus dijaga agar stabil untuk komoditas yang rawan meningkat seperti beras, bawang merah, bawang putih karena masih impor ini yang perlu dikendalikan terus," katanya.

Provinsi Lampung sendiri pada Januari 2024 mengalami inflasi year on year (y-on-y) 3,28 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) sebesar 5,39 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Atas Parlindungan Lubis mengatakan, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks (inflasi) kelompok pengeluaran.

“Kenaikan harga itu yakni pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 7,49 persen; kelompok pakaian dan alas kaki 3,84 persen; kelompok perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga 0,83 persen,” kata Atas saat memaparkan rilis melalui kanal YouTube BPS Lampung, Kamis (1/2/2024) lalu.

Selanjutnya, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,92 persen; kelompok kesehatan 0,88 persen; kelompok transportasi 0,78 persen; kelompok pendidikan 2,73 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,90 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 2,03 persen.

“Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,07 persen; dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 0,22 persen,” terangnya.

Sementara secara month to month (m-to-m) dan year to date (y-to-d), Atas mengatakan tingkat inflasi Provinsi Lampung bulan Januari 2024 mengalami penurunan indeks (deflasi) masing-masing sebesar 0,19 persen.

Sementara itu, Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung, Irfan Farulian mengatakan, dalam upaya terus menjaga tingkat inflasi maka pasokan dan harga beberapa komoditas perlu diperhatikan secara berkala.

 "Dari data yang disampaikan saat rapat pengendalian inflasi beberapa waktu lalu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Seperti beberapa komoditas harus diawasi agar tidak mengalami kenaikan harga berlebih. Tapi secara keseluruhan untuk Provinsi Lampung inflasi dan harga masih baik dan terkendali," ujar Irfan Farulian, Senin (5/2/2024).

Ia mengatakan, pengawasan atas beberapa komoditas yang rawan mengalami kenaikan itu dilakukan untuk  menjaga tingkat inflasi daerah agar tetap terkendali.

"Di Januari kemarin yang penting sudah mulai masuk musim hujan dan dampak fenomena iklim El Nino sudah tidak terlalu besar, sehingga petani sudah masuk musim tanam jadi mulai ada pasokan pangan tambahan," ucapnya.

Ia menjelaskan, beberapa komoditas yang harus dijaga serta diawasi secara berkala meliputi cabai, beras, telur, dan bawang. "Cuaca juga menjadi faktor pendorong lancarnya distribusi pangan, jadi selain pengawasan harga di pasaran sudah diberitahukan pula prakiraan cuaca untuk 3 bulan ke depan oleh BMKG. Dan Lampung perkembangan harganya masih di urutan 13 masih bisa dikendalikan inflasinya dengan baik, mudah-mudahan tetap terkendali," ujarnya.

Berdasarkan data pusat informasi harga pangan strategis nasional di Provinsi Lampung, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah bawang merah dengan harga rata-rata Rp28 ribu per kilogram naik Rp1.250 per kilogram, bawang putih Rp37.150 per kilogram naik Rp1.650 per kilogram.

Lalu beras kualitas bawah II Rp14.100 per kilogram naik Rp500 per kilogram, beras kualitas super I Rp15.200 per kilogram naik Rp400 per kilogram, cabai merah besar Rp84.750 per kilogram naik Rp14.500 per kilogram, cabai merah keriting Rp61.150 per kilogram naik Rp8.500 per kilogram, cabai rawit hijau Rp41.250 naik Rp4.350 per kilogram, dan cabai rawit merah Rp44.750 per kilogram naik Rp3.500 per kilogram.

Lalu, gula kualitas premium Rp17.250 per kilogram naik Rp750 per kilogram, minyak goreng curah Rp15.900 per liter naik Rp200 per liter, minyak goreng kemasan bermerek Rp20.350 per liter naik Rp1.000 per liter, dan telur ayam Rp26.500 per kilogram naik Rp100 per kilogram. 
(*) 

Editor Sigit Pamungkas