Logo

berdikari BERITA LAMPUNG

Jumat, 08 Desember 2023

Bimtek Pertanian di Sukoharjo, Sudin: Sosialisasi Asuransi Pertanian Masih Sangat Minim

Oleh ADMIN

Berita
Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin menghadiri Bimbingan Teknis (Bimtek) Petani dan Penyuluh Pertanian Angkatan XIII, di Pekon Sinar Baru, Kecamatan Sukoharjo, Pringsewu, Kamis (7/12/2023). Foto: Berdikari.co

Berdikari.co, Pringsewu - Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin menyebut hingga kini sosialisasi asuransi pertanian kepada para petani masih sangat minim. Dampaknya, banyak petani yang belum tahu tata cara mendaftarkan diri ikut asuransi pertanian.

Hal itu disampaikan Sudin saat menghadiri Bimbingan Teknis (Bimtek) Petani dan Penyuluh Pertanian Angkatan XIII, di Pekon Sinar Baru, Kecamatan Sukoharjo, Pringsewu, Kamis (7/12/2023).

Bimtek dengan tema ‘Meningkatkan Produksi Tanaman Pangan Dengan Teknik Budidaya yang Baik’ ini diikuti 300 peserta dari kalangan petani, penyuluh pertanian dan kelompok wanita tani se-Kecamatan Sukoharjo.

Sudin mengatakan, bimtek ini sangat sangat bermanfaat untuk diikuti mengingat Kabupaten Pringsewu menjadi salah satu daerah penghasil atau menjadi lumbung padi di Provinsi Lampung.

“Saya juga perlu ingatkan kepada para petani agar mendaftarkan diri menjadi peserta asuransi pertanian. Ini sangat penting untuk keberlangsungan hidup para petani saat mengalami gagal panen,” kata Sudin.

Sudin menjelaskan, asuransi pertanian sangat perlu bagi para petani terutama saat mengalami gagal panen. Karena para petani dapat mengklaim minta ganti kerugian kepada pemerintah.

"Bapak ibu saya ingatkan betapa pentingnya asuransi pertanian bagi petani. Mengapa demikian, sebab apabila bapak dan ibu mengalami gagal panen dan sudah mendaftarkan diri jadi peserta asuransi pertanian nanti itu bisa diklaim minta ganti rugi," jelasnya.

Sudin menerangkan bahwa sebagian besar asuransi pertanian disubsidi oleh pemerintah pusat. Namun, Sudin sangat menyayangkan hingga kini sosialisasi asuransi pertanian masih sangat minim di seluruh Indonesia. Sehingga para petani tidak paham tata cara saat akan membayar asuransi pertanian tersebut.

"Hampir di seluruh Indonesia sosialisasi asuransi pertanian sangat minim sekali. Kenapa saya bilang seperti itu, sebagai contoh di Kabupaten Pesawaran petani yang akan ikut asuransi pertanian bingung saat akan membayar premi asuransi itu kemana," ungkapnya.

Sudin menerangkan, biaya pendaftaran asuransi pertanian untuk satu kali masa tanam hanya Rp28 ribu. Dengan biaya yang tidak seberapa itu nanti saat mengalami gagal panen seperti busuk batang, kena hama dan lain sebagainya, bisa mendapat klaim dari asuransi senilai Rp6 juta per hektar.

Dalam kesempatan tersebut, Sudin menyerahkan bantuan hand traktor dari Kementerian Pertanian kepada kelompok tani yang ada di Kabupaten Pringsewu.

“Bantuan ini bukan berasal dari saya melainkan dari Kementerian Pertanian. Saya juga ingatkan bahwa setiap bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada para petani tidak dipungut biaya alias gratis. Apabila ada yang meminta biaya laporkan saja kepada pihak berwajib," tegasnya.

Menurut Sudin, bantuan tersebut sebagai bentuk perhatian pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian kepada kelompok tani. Sebab pemerintah membutuhkan petani dan begitupun sebaliknya.

"Jadi bantuan yang diberikan harus dirawat sebaik-baiknya, agar selalu bisa digunakan untuk menunjang peningkatan produktivitas hasil pertanian. Sebab pemerintah dengan petani itu saling bergantungan, saling membutuhkan,” imbuhnya

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu, Siti Litawati mengapresiasi kegiatan bimtek yang diselenggarakan oleh Komisi IV DPR RI dan Kementerian Pertanian tersebut.

Ia mengatakan, kegiatan bimtek tersebut baru kali pertamanya diselenggarakan di Kabupaten Pringsewu dengan mengumpulkan banyak petani sekaligus.

"Kami atas nama Dinas Pertanian Pringsewu sangat mengapresiasi kegiatan ini. Karena melalui dana APBD kegiatan bimtek seperti ini belum pernah bisa dilakukan, apalagi mengumpulkan petani sekaligus. Karena biasanya kami melakukannya melalui kecamatan," katanya.

Ia berharap kegiatan tersebut dapat terus berkelanjutan sehingga para petani bisa mendapatkan pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan teknologi pertanian. (*)

Editor Sigit Pamungkas